Jumat, 20 Februari 2009

Tawuran - Kekerasan Antar Pelajar Kembali Terjadi: Buah dari Sekularisme


Tawuran pelajar kembali terjadi di daerah Cilandak, Jakarta Selatan, kemarin. 10 orang pelajar SMU yang diduga terlibat tawuran diamankan polisi. Peristiwa itu terjadi Jumat (20/2/2009) sekitar pukul 16.00 WIB. Saat itu sekitar 40 orang murid SMU Cendrawasih yang menaiki bus berniat menyerbu STM Bakti Data.
Sebelumnya, hari Selasa, 17/02/09, aksi tawuran juga berlangsung di sebuah lapangan di bilangan Tebet Timur Dalam, tidak jauh dari gedung sekolah SMA Muhammadiyah 5. Tawuran tersebut melibatkan siswa SMA 37 Asem Baris, Tebet, melawan SMA Muhammadiyah 5 Tebet, Jakarta Selatan.
“Kami sedang nongkrong, tiba-tiba 30-an anak SMA 37 menyerbu. Ada yang membawa samurai dan golok,” tutur Luthfi, siswa kelas III SMA Muhammadiyah 5, yang dicokok polisi.
Karena tidak siap tawuran, Luthfi dan teman-temannya melarikan diri sambil memberi perlawanan seadanya. Perlawanan balasan yang ada hanya sekadar lemparan batu yang terserak di sekitar lapangan.
Setelah berlangsung hampir 15 menit, polisi dari Polsek Tebet tiba di lokasi. Polisi langsung saja menangkap 10 orang siswa SMA Muhammadiyah 5 dan menggelandangnya ke Mapolsek Tebet, Jl Dr. Saharjo, Jakarta.
Kekerasan yang menimpa pelajar dalam sepekan terakhir juga diberitakan beberapa media. Bahkan beberapa perkelahian antar siswi terekam melalui handphone terungkap di beberapa tempat. Hal ini semakin menambah suramnya generasi di negeri ini.
Beberapa tindak kekerasan yang terjadi antar pelajar tersebut merupakan buah dari sistem sekularisme yang telah mencengkram negeri ini. Hal itu juga menunjukkan kegagalan sistem pendidikan yang berlandaskan sekularisme.
Sekularisme, ide pemisahan agama dari kehidupan yang ditanamkan dalam benak pelajar telah menjauhkan mereka dari nilai-nilai agama. Alih-alih mereka menolong saudara mereka di Gaza Palestina, malah yang terjadi saling batu hantam sesama mereka dengan sia-sia. Sungguh menyedihkan.
Berbeda halnya dengan Islam yang sangat memberikan perhatian serius dalam membina generasi muda. Dalam catatan sejarah, Islam mampu menjadikan para pemuda seperti Ali bin Abi Thalib atau Usamah bin Zaid menjadi sosok pemuda yang hidupnya hanya untuk Islam. Bahkan seorang Umar bin Khaththab yang sangat membenci Nabi Saw. berubah menjadi seseorang di barisan terdepan untuk membela Islam setelah tersentuh cahaya Islam.
Bagaimana dengan generasi di negeri ini? Sudah saatnya selamatkan generasi Muslim dari sekularisme dan berikan kesempatan kepada Islam untuk membina mereka. (nl/dtk/hti)

Tidak ada komentar:

.:: Abi, Umik, Akbar, Mas Aziz & Mas Rizki ::.

.:: Abi, Umik, Akbar, Mas Aziz & Mas Rizki ::.