Selasa, 07 April 2009

Petaka Fokker-27, Lagi Prajurit Terbunuh di Medan Latihan

Letnan Satu Penerbang (Lettu Pnb) Yudho Purnomo perwira muda ini harus meninggalkan istrinya dan seorang anaknya yang masih bayi. Kecelakaan pesawat Fokker-27 di Bandung telah menewaskan Yudho bersama 23 korban tewas lainnya. Sebagian besar penumpang adalah perwira dan prajurit muda berbakat yang dipersiapkan menjadi prajurit pilihan Angkatan Udara Paskhas. Diantara mereka juga terdapat lulusan terbaik Akedemi Militer.
Pro-kontra tentang penyebab jatuhnya pesawat bermunculan. Faktor cuaca yang buruk diperkirakan jadi penyebab utama. Seperti biasa pula, para petinggi menyakinkan persoalannya bukan pada pesawat. Kadispen TNI AU, Marsma Bambang Sulistyo menjelaskan pesawat buatan tahun 1975 itu layak terbang. Seperti biasa pula, Presiden minta semua pesawat TNI diperiksa.
Okelah kita terima faktor cuaca buruk sebagai penyebab utama. Tapi mengabaikan sama sekali usia pesawat yang tua adalah kebodohan. Bayangkan usia pesawat sudah 34 tahun. Bagaimanapun kecelekaan akibat faktor udara mungkin bisa dihindari kalau pesawat yang digunakan pesawat yang berkualitas dan lebih baru. Pihak TNI sendiri meskipun mengatakan masih layak, namun mengatakan pesawat itu sudah harus diganti. Kedispen TNI AU menyatakan umumnya pesawat yang laik terbang adalah paling tua berusia 25 tahun.
Kecelakaan akibat perlengkapan yang tua ini bukan pertama kali. Sebelumnya, anggota marinir AL meninggal akibat tank ampibhi tua yang mereka gunakan dalam latihan tenggelam. Kecelakaan akibat peralatan tua ini mungkin terjadi di berbagai latihan TNI dalam skala kecil yang tidak diblowup oleh media massa. Kalau ini berulang terjadi, tentu ada kebijakan salah yang harus kita berbaiki.
Anggaran yang minim untuk alokasi pertahanan keamanan menjadi salah satu peyebab. Akibatnya, gaji prajurit rendah , peralatan dan persenjataan pun banyak yang tua , atau ditambal sulam. Alat utama sistem pertahanan (alutsista) TNI yang tua, jelas sangat berbahaya karena menyangkut nyawa prajurit sekaligus membahayakan pertahanan dan keamanan kita. Akankah prajurit yang terbunuh di medan latihan terus bertambah?
Padahal kita selalu mengatakan pertahanan dan keamanan merupakan hal yang penting bagi Indonesia. Sebagai sebuah negara besar sudah seharusnya Indonesia memiliki anggaran untuk pertahanan dan keamanan yang lebih besar. Apalagi wilayah Indonesia yang sangat luas dan kaya. Indonesia jadi rebutan negara-negara Imperialis yang rakus. Untuk itu mutlak bagi Indonesia memiliki militer yang kuat.

Rabu, 01 April 2009

95 Persen PNS Indonesia Korupsi

Sebanyak 95% dari total PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang jumlahnya 3,7 juta melakukan korupsi karena kebutuhan. Kelakuan buruk ini dipicu oleh gaji kelewat rendah yang diterima PNS.
Hal ini dikatakan oleh Penasihat KPK Abdullah Hehamahua dalam acara penyuluhan KPK bertema “Usaha Memajukan Bangsa dan Negara Dimulai dari Keluarga Yang Beriman” bersama Dharma Wanita Departemen Keuangan di Graha Sawala, Kantor Menko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Selasa (31/3/2009).
“Karena kita tahu gaji PNS bukan hanya kecil tapi tidak manusiawi, jadi dari zaman Orde Baru sampai sekarang seperti itu,” ujarnya.
Abdullah mengatakan dengan penghasilan yang minim ini seringkali PNS mengambil kerja sambilan untuk menambah penghasilannya, sehingga mengganggu kinerjanya.
“Makanya suka ada PNS biasa masuk jam 9, pulang jam satu, kenapa? karena dia nyambi,” imbuhnya.
Dalam penyuluhan ini, KPK mendorong istri-istri PNS untuk mendukung suaminya agar dapat bekerja jujur sesuai dengan aturan yang berlaku bagi PNS.
Abdullah bercerita, tugas Depkeu yang seringkali berhubungan dengan DPR atau Panitia Anggaran dinilai sangat rawan dari tindak korupsi.
“Depkeu sebagai mitra DPR dan Panggar itu problem, ini yang harus diperhatikan,” tukasnya. (detikfinance.com)

.:: Abi, Umik, Akbar, Mas Aziz & Mas Rizki ::.

.:: Abi, Umik, Akbar, Mas Aziz & Mas Rizki ::.