Senin, 29 Desember 2008

Gaza Dibombardir !


Hari ini Israel menyerang Gaza, yang didiami 1,5 juta muslim dan membunuh lebih dari 205 warga dan ratusan lainnya terluka.

Rasulullah saaw menyatakan,

“Perumpamaan orang-orang beriman dalam kecintaan, kasih-sayang dan ikatan emosional ibarat satu tubuh. Jika salah satu anggotanya sakit, mengakibatkan seluruh anggota tidak dapat istirahat dan sakit panas.” [HR. Bukhari]

Tubuh kaum mukmin kembali menderita, tidak bisa tidur dan demam ketika Israel melakukan aksi terornya terhadap muslim Palestina.
Gaza diserang hampir tiap hari selama bertahun-tahun. Namun, tidak puas hanya dengan membunuh muslim saja, Israel juga memblokade Gaza dan melarang pemasokan makanan, air, kesehatan dan bahan bakar untuk kebutuhan penduduk sehari-hari.
Hidup untuk warga muslim sungguh sengsara bahkan banyak keluarga yang terpaksa harus makan rumput! Salah satu keluarga tersebut adalah Jindiya Abu Amra dan anak perempuannya yang berumur 12 tahun, dimana mereka mengais rumput untuk tetap bertahan hidup. “Kami makan sekali sehari yaitu dengan khobbeizeh,” kata Abu Amra sambil menunjukkan dedaunan dari semacam tanaman yang tumbuh liar di sepanjang jalan-jalan di Gaza. “Tiap hari saya bangun dan mulai mencari kayu dan plastik sebagai bahan bakar dan saya juga mengemis. Kalau tidak mendapat apa-apa, kami makan rumput ini.”
Israel adalah musuh umat Islam yang nyata. Kejahatannya terhadap warga muslim Palestina sudah jelas. Serangan terakhir ini sebenarnya tidak mengejutkan. Tapi yang lebih buruk dari itu adalah pengkhianatan para penguasa muslim seperti Hosni Mubarak dari Mesir dan perannya dalam membantu dan mendukung blokade Israel terhadap Gaza dan pendudukan Palestina.
Tzipi Livni yang menjabat Menlu Israel sudah terang-terangan mengatakan bahwa Israel telah mempersiapkan serangan terhadap Gaza. Minggu lalu, ia menyuruh perwakilan Israel di luar negeri untuk melobi anggota Dewan Keamanan PBB dan negara-negara Eropa untuk mendukung aksi serangan terhadap Gaza.
Kamis minggu ini adalah suatu tradisi di mana sebelum serangan besar terhadap muslim dimulai, Livni pergi menemui Mubarak di Mesir untuk tetap diam, menutup mata, dan tidak ikut campur dalam serangan Israel. Inilah bukti dukungan Mesir terhadap rencana Livni.
Editor utama harian Al-Quds Al-Arabi hari ini mengkritik habis Menlu Mesir Ahmed Aboul Gheit, yang tidak sedikitpun berani menyatakan sikap keberatan terhadap rencana Menlu Israel Tzipi Livni dalam mengancam Hamas, dalam kunjungannya ke ibukota Mesir minggu lalu.

Wahai Muslim!
Lihatlah betapa murahnya harga darah kita. Bukankah Rasulullah saaw pernah berkata:

“Darah umat Muslim lebih berharga dibanding Ka’bah dan sekitarnya.”

Namun hari ini darah umat kembali tumpah membasahi jalanan Palestina, Iraq dan Afghanistan tanpa satupun yang bergerak untuk membalasnya. Karena begitu murahnya di Iraq, Amerika pun secara ringan mengakui untuk berhenti menghitung korban yang tewas!

Wahai Muslim!
Kami tahu darah kalian mendidih dan menderita sekali lagi. Inilah saatnya untuk mengarahkan daya dan kekuatan untuk bekerja mengganti penguasa boneka dan menunjuk satu pemimpin, yaitu Khalifah untuk menggantikan mereka. Khalifah adalah pemimpin, dimana ia adalah pelayan kalian dan bekerja untuk kepentingan kalian saja. Ia akan hapus tapal batas- tapal batas yang mengkotak-kotak tanah muslim dan menyatukannya dalam satu negara besar, negara Khilafah. Hanya dengan itu, blokade laut terhadap Gaza bisa dihentikan, uang sadaqah disalurkan, dan penduduk Gaza laki-laki, perempuan dan anak-anak bisa terlindungi dari kebiadaban Israel.

Rasulullah bersabda,

“Sesungguhnya Imam adalah perisai, dengan perisai itu Umat berperang dan melindungi dirinya.” [HR. Muslim]

Di bawah pimpinan Khalifah, imam yang menyatukan umat Muslim dunia, pasukan Islam disatukan untuk menghentikan kekejaman Israel dan membebaskan setiap jengkal tanah Palestina termasuk Gaza dengan Jihad, seperti yang dilakukan sebelumnya oleh Khalifah Nur-ad-deen dan panglimanya Salahudin Ayyubi semasa Perang Salib dulu.
Mesir saat itu berada dibawah kekuasaan Fatimid yang memisahkan diri dari kekuasaan Khilafah Abbasid. Perpecahan ini menyebabkan masuknya pasukan Salibi dari Eropa ke wilayah muslim hingga berhasil menduduki Al Quds dan Al Shaam (Palestina, Lebanon, Jordan, Syria, dan sebagian Iraq). Akhirnya Panglima Salahudin Ayyubi berhasil menundukkan Fatimid di Mesir, mengembalikan kesatuan Khilafah, dan kembali menyatukan pasukan Islam sekali lagi sebelum memusatkan satu kekuatan militer dalam membebaskan Al Shaam dan Al Quds dari pendudukan dan pengaruh pasukan Salib.


لبَّيْكَ اللَّهُمَّ وَمَلايِينٌ تَنْتَظِرُ تَلْبِيَةَ النِّداءِ وَلَمْ يَمْنَعْها مِنَ التَّلْبِيَةِ الْمالُ وَالْوَلَدُ بَلْ مَنَعَهُمْ حُدُودٌ وَحَواجِزٌ وَصَدُّ طُغاةٍ جَبابِرَةٍ تَحَكَّمُواْ بِالرِّقابِ وَالْعِبادِ .

Ya Allah! Kami siap mengabdi untuk-Mu, dan jutaan telah siap memenuhi panggilan jihad di jalanMu. Bukan dana maupun pemuda yang menjadi penghalang kami, namun perbatasan dan rintangan penguasa Taghut yang memasung kami.

Tidak ada komentar:

.:: Abi, Umik, Akbar, Mas Aziz & Mas Rizki ::.

.:: Abi, Umik, Akbar, Mas Aziz & Mas Rizki ::.